Rabu, 23 Oktober 2013

Posted by EXCEL & VBA TUTORIAL On 21.35

Begawan Abiyoso


Prabu Kresnadipayana dan Begawan-abiyasaPrabu Abyasa anak Prabu Palasara, raja Hastinapura juga menggantikan Prabu Palasara. Prabu Abyasa seorang raja yang bijaksana, adil dan kasih sayang kepada rakyatnya, menepati sebagai adat istiadat seorang raja. Kemudian baginda jadi raja pendeta, artinya seorang raja yang menjadi pendeta, bukan raja sekalian pendeta – bergelar Begawan Abyasa, di gunung Retawu atau Saptarengga. Waktu bertahta bernama Prabu Kresnadipayana.
Kemudian Sang Begawan Abyasa meninggalkan jaman fana ini pindah ke jaman baka dengan sempurna senyawa-raganya dan dijemput dengan kendaraan cahaya oleh Dewa.


Bentuk Wayang



Prabu Kresnadipayana bermata jaitan, hidung mancung, berjanggut. Bermahkota, berjamang tiga susun dengan garuda membelakang, berpraba. Berkain bokongan kerajaan dan bersepatu. Begawan Abyasa, ialah Prabu Kresnadipayana setelah jadi pendeta berdestar meruntai ke belakang, berjamang dengan garuda membelakang, sunting sekar kluwih, berbaju dan berselendang, bersepatu. Berkain rapekan pendeta.
Sebelum muksa (wafat, hilang dengan badan kasarnya), Begawan Abyasa berkeliling diiring oleh keluarga Pandawa dan keturunannya ke luar kota (negeri), melihat bekas-bekas tempat perang Baratayudha dengan terharu. Dimana Baginda mengetahui tempat-tempat bekas gelanggang perang, yang rusak segera diperbaikinya, dimana, mengetahui jiwa-jiwa mengetahui yang belum sempurna, disempurnakanlah dengan puja. Dan ketika Sang Begawan mengetahui jiwa Pendeta Durna belum sempurna, maka titah Baginda kepada Pandawa, supaya mereka menyempurnakan jiwa itu, karena Sang Pendeta Durna juga guru para Pandawa dilakukanlah. Kejadian ini mengharukan rasa hati segala kerabat Pandawa, karena mereka melihat bekas yang tak menyedapkan pada pemandangan. Usia Sang Begawan lanjut, hingga mengetahui lahir cicit Baginda, ialah Raden Parikesit. Nama Kresnadipayana ini setelah Raden Parikesit bertahta sebagai raja di Hastinapura dipakainya.
Sedjarah Wayang Purwa, terbitan Balai Pustaka juga tahun 1965. Disusun oleh Pak Hardjowirogo.
(http://wayangku.wordpress.com)

0 komentar:

Posting Komentar